, , ,

Kesedihan Atlet Anggar Kota Probolinggo yang Medali di Ajang Porprov IX Dibatalkan

oleh -23 Dilihat

Air Mata di Balik Pedang: Kesedihan Atlet Anggar Kota Probolinggo Saat Medali Porprov IX Dibatalkan

Kebanggaan berubah menjadi kesedihan. Itulah yang dirasakan oleh para atlet anggar Kota Probolinggo yang sebelumnya berhasil merebut medali pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur. Di tengah perjuangan keras dan latihan panjang, kabar menyakitkan datang: medali yang telah mereka menangkan resmi dibatalkan.

Bagi sebagian orang, medali hanyalah benda logam. Namun bagi para atlet, medali adalah simbol pengorbanan, darah, keringat, dan air mata. Tak heran jika kabar pembatalan ini menimbulkan luka mendalam di hati mereka—terutama para atlet muda yang baru pertama kali tampil di ajang seprestisius Porprov.

Berawal dari Sengketa Keabsahan Atlet

Pembatalan medali bukan tanpa alasan. Keputusan itu diambil menyusul sengketa keabsahan atlet, di mana tim anggar Kota Probolinggo dinilai melanggar ketentuan administrasi keikutsertaan atlet di Porprov IX. Diduga ada permasalahan dalam hal status domisili atau keanggotaan atlet dalam pengurus cabang olahraga setempat.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan panitia Porprov akhirnya menyatakan bahwa hasil pertandingan yang sebelumnya sah, harus dibatalkan dan medali yang diraih Kota Probolinggo tidak diakui secara resmi.

Atlet dan Pelatih: Tak Percaya dan Terpukul

Keputusan ini sontak membuat para atlet dan pelatih merasa kecewa dan terpukul. Salah satu atlet anggar yang meraih medali perunggu mengatakan bahwa dirinya merasa seperti dihukum atas sesuatu yang bukan kesalahannya.

“Kami sudah latihan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Kami menang di lapangan, bukan di atas kertas. Tapi akhirnya semua itu tidak dihargai,” ujar sang atlet dengan nada sedih.

Pelatih anggar Kota Probolinggo juga menyatakan bahwa pihaknya sudah mengupayakan keikutsertaan secara administratif sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku. Namun, karena sengketa kepesertaan tidak segera diselesaikan sebelum pertandingan, dampaknya justru baru terasa setelah pertandingan usai.

Porprov
Porprov

Baca juga: Fathur Rozi Resmi Jadi Sekda Bondowoso, Posisinya di Pemkab Probolinggo Otomatis Nonaktif

Dampak Psikologis dan Motivasi yang Menurun

Kabar pembatalan medali bukan hanya berdampak pada rekapitulasi hasil Porprov. Yang lebih serius adalah dampak psikologis terhadap para atlet muda, yang merasa semangat mereka seolah dihancurkan oleh ketidakpastian administratif.

“Ada atlet kami yang sampai enggan latihan lagi. Mereka merasa percuma berjuang kalau hasilnya bisa dihapus begitu saja,” ujar salah satu pengurus cabang anggar Kota Probolinggo.

Tak sedikit pula orang tua atlet yang menyayangkan keputusan tersebut. Mereka mempertanyakan mengapa persoalan administratif yang semestinya bisa dicegah dari awal justru dibiarkan berlarut dan berdampak pada anak-anak mereka yang masih dalam proses membangun karier olahraga.

Harapan Akan Evaluasi dan Perbaikan Sistem

Meski kecewa, pihak pengurus cabang olahraga anggar Kota Probolinggo menyatakan tetap menghormati keputusan panitia Porprov. Namun mereka berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola keikutsertaan atlet ke depan, agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

“Kami tak ingin ada lagi atlet yang menjadi korban sistem. Porprov seharusnya jadi panggung pembinaan dan sportivitas, bukan medan tarik-menarik administratif,” tegas pengurus cabor.

Mereka juga berencana untuk tetap melanjutkan pembinaan atlet dengan harapan bisa bangkit kembali di ajang-ajang selanjutnya, termasuk Porprov X.

Penutup

Kisah atlet anggar Kota Probolinggo adalah cermin dari realitas olahraga daerah, di mana perjuangan di lapangan terkadang harus berhadapan dengan tumpukan administrasi dan celah regulasi. Di balik sorak kemenangan, ada air mata kecewa yang tak terdengar.

Namun semangat sejati seorang atlet bukan hanya soal medali. Ini tentang ketangguhan, tentang bangkit setelah jatuh, dan tentang terus berjuang—meski hasilnya tak selalu sesuai harapan. Untuk para atlet anggar Kota Probolinggo, kalian tetap juara di hati masyarakat.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.