Dari Balita hingga Lansia, Desa Kareng Kidul Bergelora: Semarak Kemerdekaan dan Maulid Nabi Pacu Ekonomi dan Kebersamaan
Berita Probolinggo- Suasana berbeda menyelimuti Desa Kareng Kidul, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, sepanjang bulan Agustus 2025. Gemuruh semangat kemerdekaan dan kehangatan religius peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW berpadu menjadi sebuah energi positif yang tak hanya memeriahkan desa, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian dan memperkuat jalinan sosial warganya. Ini adalah bukti nyata bagaimana semangat gotong royong dapat menjadi motor penggerak kemajuan sebuah desa.

Baca Juga : Pohon Asam Jawa Tua Tiba-tiba Tumbang di Condong, Probolinggo pada Cuaca Teduh
Pemerintah Desa (Pemdes) Kareng Kidul tidak setengah-setengah dalam menyambut momen bersejarah ini. Rangkaian acara “Semarak Kemerdekaan RI dan Maulid Nabi” digelar hampir sebulan penuh, dari 2 hingga 28 Agustus 2025. Agenda yang dirancang begitu komprehensif ini tidak hanya ditujukan untuk merayakan, tetapi juga memberdayakan setiap lapisan masyarakat, dari anak-anak balita hingga para orang tua.
Lomba untuk Semua: Merangkul Setiap Bakat dan Usia
Yang paling mencolok dari perayaan ini adalah keragaman lombanya. Puluhan jenis lomba diselenggarakan, dirancang untuk mengakomodir segala minat dan bakat. Bukan hanya lomba-lomba konvensional, tetapi juga lomba yang memacu adrenalin dan gelak tawa, menciptakan atmosfer sukacita yang merata.
Untuk mengasah kecerdasan dan spiritualitas anak-anak, digelar Lomba Cerdas Cermat, Pidato, Tahfidz Al-Qur’an, Tartil Al-Qur’an, dan Menghafal Asmaul Husna. Sementara untuk mengasah ketangkasan dan kreativitas, ada Lomba Estafet Air, Mencari Koin dalam Tepung, Lari Dengklek, Lari Sarung, hingga Lomba Make Up.
Tak ketinggalan, lomba-lomba yang memicu tawa dan keceriaan seperti Lomba Karet di Muka, Ngedot Kempot (minum dari dot bayi), Tiup Balon, hingga Lomba ‘Kukuruyuk’ bagi para bapak-bapak, semakin melengkapi kemeriahan acara. Setiap sudut desa dipenuhi oleh peserta yang antusias dan penonton yang bersorak-sorai.
Kolaborasi Generasi: Pemuda Sebagai Ujung Tombak Kesuksesan
Kepala Desa Kareng Kidul, Suladi, dengan bangga menekankan bahwa kesuksesan acara ini adalah hasil kolaborasi seluruh elemen masyarakat. “Sejak awal perencanaan, kami sengaja melibatkan pemuda dan pemudi desa secara langsung, baik sebagai peserta maupun panitia. Ini adalah wadah bagi mereka untuk berkreasi, berorganisasi, dan mengasah kemampuan kepemimpinan,” ujarnya.
Suladi menambahkan, filosofi dari banyaknya lomba adalah memberikan panggung bagi setiap talenta. “Setiap anak punya kelebihan masing-masing. Yang jago di bidang agama bisa unjuk gigi di lomba Tahfidz, yang percaya diri di bidang public speaking bisa ikut pidato, dan yang lincah bisa ikut lomba olahraga. Ini tentang memberdayakan potensi yang mereka miliki,” jelasnya. Komitmen Pemdes untuk menjadikan ini sebagai agenda tahunan bukan hanya wacana.
Dampak Nyata: Apresiasi dan Dukungan dari Berbagai Pihak
Antusiasme masyarakat terhadap gelaran ini sangat tinggi. Salah satu apresiasi datang dari Sodiq Slikin, Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Raudlatul Hasan. Sejumlah peserta didiknya turut meraih prestasi gemilang.
“Anak-anak kami turut serta dalam berbagai lomba seperti cerdas cermat, pidato, asmaul husna, dan tartil Al-Qur’an. Alhamdulillah, tidak hanya memenangkan beberapa kategori, yayasan kami bahkan berhasil menyabet gelar Juara Umum,” ujar Sodiq dengan penuh syukur.
Ia menilai acara ini memiliki nilai edukasi yang sangat tinggi, tidak hanya menyehatkan jasmani tetapi juga rohani. “Event sebesar dan semeriah ini jelas turut mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya para peserta didik kami di tingkat desa.
Puncak Kemeriahan: Merayakan Kemenangan dan Memperkuat Silaturahmi
Rangkaian acara puncak berlangsung khidmat dan penuh suka cita.Pada 17 Agustus, digelar Khotmil Qur’an dan Istighosah Kemerdekaan untuk mendoakan para pahlawan dan bangsa. Disusul dengan Jalan Sehat yang membaurkan seluruh warga.
Acara ini lebih dari sekadar perayaan; ia adalah sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga, antara masyarakat dengan pemerintah desa, dan dengan para tokoh masyarakat, pungkas Suladi.
Merah Putih dan Cahaya Maulid: Dua Semangat Membangun Satu Desa
Suasana berbeda menyelimuti Desa Kareng Kidul, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, sepanjang bulan Agustus 2025. Gemuruh semangat kemerdekaan dan kehangatan religius peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW berpadu menjadi sebuah energi positif yang tak hanya memeriahkan desa, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian dan memperkuat jalinan sosial warganya. Selanjutnya, energi positif ini langsung terlihat di berbagai sudut desa.
Tak hanya itu, para pemuda karang taruna segera mengambil inisiatif. Mereka berkolaborasi dengan kelompok ibu-ibu PKK untuk merancang serangkaian acara. Sebagai contoh, mereka mengusung tema “Syiar Kemerdekaan dalam Spirit Maulid” untuk semua kegiatan. Akibatnya, seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga Lansia, merasa memiliki peran dalam kedua perayaan ini.
Di sisi lain, semangat ini juga membawa dampak ekonomi yang sangat nyata. Misalnya, pasar kuliner dadakan yang menjamur di sepanjang jalan desa langsung ramai oleh pengunjung. Warga pun dengan sigap menjual berbagai makanan tradisional bertema merah putih dan hijau, warna simbolik dari kedua perayaan. Bahkan, para perajin umkm mikro setempat juga ikut merasakan dampaknya; pesanan bendera, atribut hiasan, dan kue-kue khas meningkat drastis.
Selain berdampak pada ekonomi, kegiatan ini semakin mengokohkan hubungan sosial. Contohnya, dalam persiapan karnaval budaya, warga dari latar belakang yang berbeda bahu-membahu membuat kostum dan dekorasi. Tak heran, suasana kekeluargaan dan rasa saling memiliki pun semakin kuat tertanam di hati mereka.
Pada akhirnya, seluruh rangkaian acara berjalan sukses dan meninggalkan kesan mendalam. Yang terpenting, success story Desa Kareng Kidul ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan dapat menjadi motor penggerak kemajuan sebuah desa yang solid dan mandiri.





