Probolinggo Bergerak: Target Bebas Kemiskinan Ekstrem 2026, Sebuah Ambisi yang Diperkuat Aksi
Berita Probolinggo– Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menancapkan tekad bulatnya untuk memutus mata rantai kemiskinan ekstrem. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, di bawah kepemimpinan Bupati dr. Mohammad Haris, secara resmi mengumumkan target ambisiusnya: Nol Kemiskinan Ekstrem pada tahun 2026. Komitmen ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Satgas Percepatan Pengentasan Kemiskinan yang digelar di Ruang Argopuro Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (9/9).

Baca Juga: Sebuah Mobil Hancur Lebur dan Terlempar Usai Tertabrak Kereta Cepat di Jember
Target ini bukan sekadar wacana, melainkan sebuah deklarasi perang terhadap kondisi terpuruk yang masih menjangkiti sebagian masyarakat. Bupati Haris, yang akrab disapa Gus Haris, menekankan bahwa misi mulia ini mustahil tercapai tanpa kolaborasi. “Kita ingin memastikan tidak ada kemiskinan ekstrem di Kabupaten Probolinggo. Ini kerja bersama, dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) sampai desa,” serunya, menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan adalah tanggung jawab kolektif lintas sektor.
Strategi Multi-Dimensi: Dari Data Hingga Pemberdayaan
Untuk mewujudkan target tersebut, Pemkab Probolinggo tidak mengandalkan pendekatan sepotong-sepotong. Sebaliknya, mereka menyusun strategi komprehensif yang menyerang akar permasalahan dari berbagai sudut.
-
Pemutakhiran Data: Fondasi Bantuan yang Tepat Sasaran
Langkah pertama dan paling krusial adalah memastikan bantuan tepat sampai ke tangan yang paling membutuhkan. Pemkab akan melakukan pemutakhiran dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Data yang akurat adalah mata dan telinga program ini, mencegah terjadinya salah sasaran dan memastikan setiap rupiah bantuan sosial dialirkan kepada mereka yang benar-benar hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem. -
Pemberdayaan Ekonomi: Dari Bantuan Menjadi Mandiri
Bantuan sosial saja tidak cukup. Pemkab memahami bahwa kemandirian ekonomi adalah kunci keluar dari jerat kemiskinan. Untuk itu, strategi jangka menengah difokuskan pada pemberdayaan masyarakat melalui:-
Pelatihan Kewirausahaan: Memberikan keterampilan mengelola usaha, pemasaran, dan financial literacy.
-
Akses Permodalan: Memfasilitasi keterhubungan dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan lembaga keuangan lainnya.
-
Pendampingan Pengembangan Produk Lokal: Menggali dan memoles produk unggulan lokal agar memiliki nilai jual dan daya saing yang tinggi.
-
-
Optimalkan Dana Desa dan BLT: Bantuan untuk yang Paling Rentan
Dana Desa dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) akan diprioritaskan dan diarahkan secara khusus untuk menyentuh tiga kelompok paling rentan: keluarga miskin ekstrem, lansia, dan penyandang disabilitas. Pendekatan ini memastikan bahwa perlindungan sosial menyasar mereka yang paling tidak berdaya di dalam komunitas. -
Penguatan Potensi Unggulan Daerah (PUD): Dongkrak Ekonomi Lokal
Secara makro, Pemkab akan fokus mengembangkan Potensi Unggulan Daerah (PUD). Baik itu di sektor pertanian, perikanan, peternakan, maupun pariwisata. Dengan mendongkrak produktivitas dan daya saing ekonomi lokal, diharapkan akan tercipta lebih banyak lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang pada akhirnya mengangkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sinergi: Kunci Keberhasilan
Bupati Haris berulang kali menekankan kata kunci: sinergi. Target nol kemiskinan ekstrem adalah sebuah orchestra yang membutuhkan setiap instrumen—mulai dari pemerintah daerah, perangkat desa, kader pemberdayaan, hingga elemen masyarakat—untuk bermain dalam harmoni yang sama. Koordinasi yang solid antarlembaga akan menghilangkan ego sektoral dan memastikan seluruh program berjalan efektif, terintegrasi, dan saling memperkuat.
“Dengan sinergi yang kuat dan data yang akurat, kita optimistis bisa mewujudkan Kabupaten Probolinggo bebas kemiskinan ekstrem tahun depan,” tegas Bupati Haris penuh keyakinan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Jalan menuju nol kemiskinan ekstrem tentu tidak mudah. Tantangan seperti perubahan ekonomi global, kerentanan akibat bencana alam, dan perubahan dinamika sosial harus dihadapi. Namun, komitmen yang ditunjukkan oleh Pemkab Probolinggo dengan strategi yang terukur, berbasis data, dan melibatkan seluruh pihak memberikan secercah harapan yang nyata.
Target 2026 bukan sekadar angka, melainkan sebuah janji untuk membawa perubahan nyata bagi ribuan keluarga. Jika seluruh strategi ini diimplementasikan dengan konsisten, penuh integritas, dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, maka Kabupaten Probolinggo tidak hanya akan menjadi contoh bagi daerah lain, tetapi juga membuktikan bahwa kemiskinan ekstrem adalah musuh bersama yang bisa dikalahkan. Masyarakat menanti aksi nyata, karena dari ruang rapat Argopuro, kini saatnya langkah-langkah itu berjalan menyentuh tanah dan mengubah hidup warga paling marginal di pelosok Probolinggo.