, , ,

Satpol PP Minta Bongkar Wahana Permainan di Alun-Alun Kota Probolinggo, Begini Alasannya

oleh -9 Dilihat

Satpol PP Kota Probolinggo Minta Bongkar Wahana Permainan di Alun-Alun, Ini Alasan dan Tanggapan Warga

Probolinggo, Jawa Timur – Suasana Alun-Alun Kota Probolinggo yang biasanya menjadi pusat hiburan warga mendadak menjadi sorotan. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat meminta agar sejumlah wahana permainan anak yang terpasang di area alun-alun segera dibongkar. Langkah ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat, khususnya para pedagang dan operator wahana yang merasa keberatan.

Permintaan pembongkaran tersebut disampaikan secara resmi oleh Satpol PP kepada pengelola wahana pada awal pekan ini. Dalam surat yang dikeluarkan, disebutkan bahwa keberadaan wahana permainan tersebut tidak memiliki izin resmi dan dianggap melanggar fungsi utama alun-alun sebagai ruang terbuka publik yang tertata dan bebas dari bangunan semi permanen.

Alasan Pembongkaran: Penataan Ruang dan Penegakan Perda

Kepala Satpol PP Kota Probolinggo, Bambang Supriyadi, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya penertiban dan penegakan Peraturan Daerah (Perda) terkait pemanfaatan ruang publik. Alun-alun, menurutnya, harus tetap menjadi ruang terbuka hijau yang nyaman, aman, dan bersih bagi semua kalangan.

“Alun-alun bukan tempat usaha komersial permanen. Banyak wahana permainan yang dipasang tanpa izin, dan beberapa bahkan menggunakan listrik secara ilegal. Ini harus ditertibkan,” tegas Bambang.

Ia juga menambahkan bahwa penertiban ini sekaligus sebagai persiapan menjelang agenda-agenda besar kota seperti Hari Jadi Probolinggo, yang biasanya dipusatkan di alun-alun.

Satpol PP
Satpol PP

Baca juga: Bupati Probolinggo Gus Haris: Laporkan Jika Ada Jual-Beli Jabatan dan Permintaan Uang Bantuan Hibah

Reaksi Warga dan Pedagang: Antara Mendukung dan Keberatan

Langkah Satpol PP ini langsung menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian warga mendukung penertiban ini karena merasa alun-alun sudah terlalu ramai dan sesak oleh keberadaan berbagai wahana komersial, seperti komidi putar, kereta mini, hingga stand permainan ketangkasan.

Namun, di sisi lain, beberapa pedagang dan pengelola wahana mengaku kecewa dan merasa tidak diberi solusi alternatif.

“Kami hanya ingin cari nafkah. Kalau dilarang berjualan di alun-alun, tolong sediakan tempat lain yang layak,” ujar Yanto, salah satu pengelola wahana kereta mini.

Beberapa dari mereka mengaku telah berjualan di lokasi tersebut selama bertahun-tahun dan tidak pernah mendapat teguran keras sebelumnya. Kini, mereka bingung harus memindahkan wahana yang rata-rata berukuran besar dan membutuhkan biaya operasional tinggi.

Pemkot Janji Carikan Solusi Alternatif

Menanggapi keluhan para pedagang, Pemerintah Kota Probolinggo menyatakan akan mencari solusi win-win. Salah satunya dengan menyiapkan area khusus di luar kawasan alun-alun yang bisa digunakan untuk aktivitas usaha rakyat, termasuk wahana permainan anak-anak.

“Penertiban bukan untuk mematikan usaha masyarakat, tetapi agar lebih tertata. Kami sedang memetakan lokasi yang memungkinkan untuk relokasi,” ujar Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan.

Alun-Alun Akan Ditata Lebih Ramah Keluarga

Penertiban wahana ini juga menjadi bagian dari rencana jangka panjang Pemkot Probolinggo dalam menata ulang kawasan alun-alun menjadi ruang publik yang lebih ramah keluarga dan ramah anak. Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan turut dilibatkan dalam proses penataan ulang ini.

Dengan rencana ini, Pemkot berharap alun-alun bisa kembali menjadi ruang terbuka yang nyaman bagi warga untuk berolahraga, bersantai, dan berinteraksi sosial—tanpa terganggu oleh bangunan non-permanen dan aktivitas yang menyalahi aturan.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.