Pedagang Ampel Probolinggo Berunjuk Rasa Tolak Relokasi, DKUP Berikan Penjelasan Tegas
Probolinggo, Jawa Timur – Puluhan pedagang di kawasan Ampel, Probolinggo, menggelar aksi unjuk rasa menolak rencana relokasi yang digagas Dinas Kebersihan, Utilitas, dan Pertamanan (DKUP) setempat. Aksi ini berlangsung tegang di depan kantor DKUP, dengan para pedagang menuntut hak mereka untuk tetap berjualan di lokasi saat ini.
Akar Masalah: Proyek Revitalisasi Kawasan Ampel
DKUP berencana melakukan revitalisasi pasar tradisional dan penataan kawasan Ampel untuk meningkatkan estetika kota. Namun, para pedagang menilai rencana ini justru akan:
✔ Mengganggu mata pencaharian mereka yang sudah puluhan tahun di lokasi tersebut
✔ Memindahkan mereka ke tempat yang kurang strategis, sehingga berpotensi menurunkan omset
✔ Tidak melibatkan musyawarah dengan pedagang secara memadai
Tuntutan Pedagang
-
Dialog ulang dengan melibatkan seluruh pedagang
-
Jaminan lokasi yang strategis jika harus direlokasi
-
Kompesasi yang adil bagi yang terpaksa pindah

Respon Tegas DKUP Probolinggo
Kepala DKUP, Ir. H. Bambang Sutrisno, M.Si, memberikan penjelasan resmi:
“Revitalisasi ini untuk kebaikan bersama. Kawasan Ampel sudah tidak layak dan rawan kebakaran. Kami sudah siapkan tempat baru yang lebih baik di Pasar Banyu Urip dengan fasilitas memadai.”
DKUP juga menegaskan:
✔ Relokasi akan dilakukan bertahap mulai September 2024
✔ Pedagang akan dibebaskan dari biaya sewa 6 bulan pertama
✔ Akan ada pelatihan kewirausahaan untuk adaptasi di lokasi baru
Reaksi Pedagang Ampel atas Jawaban DKUP
Meski mendapat penjelasan, sebagian besar pedagang masih keberatan:
“Di Pasar Banyu Urip sepi pembeli. Kami bisa bangkrut dalam 3 bulan!” protes Mbah Karno (67), pedagang bumbu yang sudah 40 tahun berjualan di Ampel.
Jalan Tengah yang Ditawarkan untuk Pedagang Ampel
-
Pembentukan tim mediasi bersama DPRD
-
Penundaan relokasi hingga ada kesepakatan
-
Perbaikan fasilitas sementara di lokasi lama