, ,

Peresmian Masjid An-Nur, Bukti Sinergi Kejari Probolinggo Bangun Fondasi Spiritual

oleh -112 Dilihat

Peresmian Masjid An-Nur Kejari Probolinggo: Sebuah Simbol Harmoni antara Iman, Integritas, dan Pelayanan untuk Masyarakat

Probolinggo- Suasana khidmat dan penuh syukur menyelimuti lingkungan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Probolinggo, bertepatan dengan peresmian Masjid An-Nur. Momen bersejarah ini tidak hanya menandai dibukanya rumah ibadah baru, tetapi juga menjadi bukti nyata sinergi antara pemangku kebijakan dan institusi penegak hukum dalam membangun fondasi spiritual yang kokoh.

Peresmian Masjid An-Nur, Bukti Sinergi Kejari Probolinggo Bangun Fondasi Spiritual
Peresmian Masjid An-Nur, Bukti Sinergi Kejari Probolinggo Bangun Fondasi Spiritual

Baca Juga : Ratusan Wisatawan Mancanegara Serbu Probolinggo Naik Kapal Pesiar Mewah

Acara yang digelar dengan protokol kesehatan ini dihadiri secara langsung oleh Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris, yang akrab disapa Gus Haris, didampingi oleh Kepala Kejari setempat, Ahmad Nuril Alam. Kehadiran mereka disambut hangat oleh sejumlah pejabat teras, di antaranya anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Umil Sulistyoningsih, Kepala Kantor Kementerian Agama Samsur, dan Ketua Baznas H. Ahmad Muzammil, beserta jajaran keluarga besar Kejari dan Pemkab Probolinggo.

Rangkaian acara dimulai dengan melaksanakan salat Zuhur berjamaah, mengisi ruang utama masjid yang masih baru dengan kekhusyukan dan doa. Kemudian, prosesi puncak ditandai dengan penandatanganan prasasti peresmian secara simbolis oleh Gus Haris dan Kajari Ahmad Nuril Alam, mengukuhkan Masjid An-Nur siap beroperasi dan melayani umat.

Dari Mushala Sederhana Menuju Masjid yang Representatif

Dalam sambutannya, Kajari Ahmad Nuril Alam tidak menyembunyikan rasa haru dan syukurnya. Ia bercerita tentang perjalanan panjang yang membawa mereka hingga memiliki masjid yang representatif ini. “Sebelumnya, kami hanya memiliki sebuah mushala yang sangat sederhana. Ruangannya terbatas dan fasilitasnya minimalis. Atas dukungan dan hibah dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo, mimpi besar kami akhirnya terwujud. Hari ini, kebahagiaan kami tak terkira karena akhirnya memiliki rumah ibadah sendiri yang layak,” ujarnya dengan mata berbinar.

Ia berharap, kehadiran Masjid An-Nur tidak hanya menjadi kebanggaan internal warga Adhyaksa (sebutan untuk keluarga Kejaksaan), tetapi juga menjadi mercusuar kebaikan bagi masyarakat luas di Kabupaten Probolinggo. “Semoga setiap aktivitas yang digelar di sini memancarkan manfaat dan keberkahan untuk semua,” tambahnya.

Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah: Simbol Integritas dan Keterbukaan

Merespons hal tersebut, Bupati Gus Haris dalam pidatonya menekankan makna strategis dari pembangunan masjid ini. Baginya, Masjid An-Nur bukan sekadar bangunan fisik untuk beribadah, melainkan sebuah pernyataan visi yang jelas.

“Pembangunan masjid ini adalah wujud nyata dari sinergi yang kami usung, yaitu harmonisasi antara Iman, Integritas, dan Pelayanan Publik. Sebuah wilayah atau daerah tidak akan pernah mencapai kemajuan yang hakiki jika hanya fokus pada pembangunan infrastruktur dan ekonomi, sambil mengabaikan fondasi spiritual dan moralitas warganya,” tegas Gus Haris dengan penuh keyakinan.

Bupati yang dikenal visioner ini juga menyampaikan harapan yang sangat dalam. Ia ingin Masjid An-Nur menjadi jembatan yang mendekatkan institusi Kejaksaan dengan hati masyarakat. “Dengan adanya masjid yang terbuka untuk umum ini, saya berharap masyarakat tidak lagi memandang Kejaksaan sebagai institusi yang menakutkan dan angker. Justru, semoga halaman dan ruangannya menjadi tempat yang teduh untuk berteduh, berdiskusi, dan membina silaturahmi. Jadikanlah masjid ini sebagai pusat peradaban yang memancarkan energi positif, kejujuran, dan keadilan,” pesannya, disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Sebuah Awal Baru untuk Kontribusi yang Lebih Bermakna

Peresmian Masjid An-Nur Kejari Kabupaten Probolinggo ini menutup sebuah babak lama dan membuka lembaran baru. Keberadaannya diharapkan dapat menjadi epicentrum kegiatan yang tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga sosial dan edukatif—seperti pengajian, kajian kitab, bakti sosial, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya.

Melampaui Batu Bata: Menjadi Mercusuar Kebaikan dan Keterbukaan

Peresmian ini, oleh karena itu, bukanlah titik akhir, melainkan justru sebuah permulaan. Masjid An-Nur kini bersiap mengisi ruang-ruangnya dengan kehidupan dan makna. Konsekuensinya, keluarga besar Kejari Probolinggo memiliki tanggung jawab baru untuk menghidupkan masjid ini dengan beragam aktivitas yang bermanfaat.

Selanjutnya, para jemaah dan masyarakat sekitar dapat menantikan serangkaian program keagamaan dan sosial. Sebagai contoh, pengajian rutin, kajian kitab yang membahas etika kerja dan integritas, serta pelatihan kewirausahaan untuk kaum ibu akan segera digulirkan. Di samping itu, ruang pertemuan yang nyaman di masjid ini juga terbuka untuk diskusi komunitas dan konsultasi hukum sederhana, yang semakin mendekatkan institusi Kejaksaan dengan persoalan riil masyarakat.

Berkat adanya fasilitas yang representatif ini, sinergi antara Pemkab dan Kejari pun menemukan wadah barunya. Kolaborasi ini, pada gilirannya, akan memperkuat program-program pemberdayaan masyarakat yang berbasis nilai-nilai keagamaan. Baznas Kabupaten Probolinggo, misalnya, telah menyiapkan rencana untuk menggunakan masjid sebagai posko penyaluran bantuan yang terintegrasi. Dengan demikian, Masjid An-Nur telah bertransformasi dari sekadar bangunan menjadi sebuah simpul peradaban.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.