Jalan Berlubang dan Debu Tebal, Warga Sumberanyar-Kotaanyar Probolinggo Menjerit Akibat Dampak Tol Probowangi
Probolinggo- Proyek jalan tol Probolinggo-Banyuwangi Probowangi yang digadang-gadang akan memacu pertumbuhan ekonomi justru menyisakan derita bagi warga di sekitarnya. Ruas jalan lokal sepanjang kurang lebih tiga kilometer yang menghubungkan Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, hingga wilayah Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, kini berada dalam kondisi memprihatinkan. Kerusakan parah yang diduga kuat akibat lalu lintas kendaraan berat proyek tol ini telah berlangsung lama dan belum kunjung diperbaiki secara serius.

Baca Juga : Kapolres Probolinggo Ajak Mahasiswa Unuja Perang Melawan Narkoba
Kondisi Jalan yang Memicu Kecelakaan dan Polusi
Jika Anda melintas di ruas jalan ini, yang merupakan jalur penghubung antara Paket 2 dan Paket 3 pembangunan Tol Probowangi, yang akan ditemui adalah pemandangan yang mengkhawatirkan. Lapisan aspal telah sirna, berubah menjadi hamparan batu, kerikil, dan lubang-lubang besar. Permukaannya tidak rata dan dipenuhi dengan debu yang tebal.
Dampaknya dirasakan langsung oleh warga setiap harinya. Saat musim kemarau, debu-debu ini beterbangan dengan liar ditiup angin, mengotori rumah-rumah dan membahayakan kesehatan pernapasan. Sebaliknya, ketika hujan turun, jalanan berubah menjadi kubangan lumpur dan genangan air yang licin. Bagi pengendara sepeda motor, kondisi ini bagai menjalani permainan tikung-balik yang berbahaya. Tak jarang terjadi insiden pengendara terjatuh karena kehilangan keseimbangan di atas jalan yang licin atau terperosok ke dalam lubang.
Hanya Tambal Sulam, Kualitas Perbaikan Dipertanyakan
Keluhan utama warga bukanlah pada tidak adanya upaya perbaikan sama sekali, melainkan pada kualitas dan keseriusan perbaikan yang dilakukan. Syafi’i, salah seorang pengendara yang kerap melintas, menyatakan kekecewaannya. “Sebenarnya beberapa titik jalan pernah diperbaiki, namun rusak lagi. Itu pun kualitasnya kurang baik. Hanya beberapa minggu setelah itu rusak lagi,” keluhnya.
Warga menilai, kontraktor proyek hanya melakukan perbaikan secara tambal sulam dan sekadar formalitas, tanpa menyentuh akar permasalahan. Padahal, sebelum proyek tol ini berjalan, jalan tersebut dikenal dalam kondisi mulus dan layak. “Kenapa warga menilai tanggung jawab kontraktor belum maksimal? Sebab, kondisi jalan di sini sebelumnya bagus. Seharusnya kondisi jalan dikembalikan seperti semula, bukan seperti ini,” tegas Syafi’i.
Tuntutan Tanggung Jawab Sosial Kontraktor
Masyarakat menuntut agar kontraktor proyek tidak hanya fokus pada pembangunan tol, tetapi juga memikul tanggung jawab sosialnya dengan memulihkan infrastruktur lokal yang rusak akibat operasional proyek mereka. Perbaikan jalan harus dilakukan dengan standar kualitas yang baik dan berkelanjutan, bukan sekadar untuk menggugurkan kewajiban.
“Kami minta kontraktor tidak sekadar tambal sulam. Kalau dibiarkan rusak begini, korban kecelakaan bisa terus bertambah. Jangan sampai masyarakat hanya menjadi korban dari pembangunan yang seharusnya membawa kemajuan,” imbuh Syafi’i.
Konfirmasi ke Humas Tol Probowangi Belum Direspons
Untuk mendapatkan penjelasan mengenai langkah penanganan kerusakan jalan ini, telah berupaya mengonfirmasi keluhan warga kepada pihak yang bertanggung jawab. Upaya konfirmasi dilakukan kepada Humas Tol Probowangi Paket 2, Yuda, dan Humas Tol Probowangi Paket 3, Mohammad Irfan.
Namun sayangnya, hingga berita ini diturunkan, belum ada respons yang diterima dari kedua pihak tersebut, baik melalui pesan chat maupun panggilan telepon. Keheningan dari pihak kontraktor ini semakin menguatkan kesan bahwa keluhan warga belum ditangani dengan serius.
Dengan kondisi jalan yang semakin parah dan belum adanya kepastian perbaikan, warga di wilayah Sumberanyar hingga Kotaanyar terpaksa harus terus bersabar dan berjuang melintasi jalan yang penuh risiko setiap harinya. Mereka berharap suara mereka didengar sebelum korban kecelakaan semakin berjatuhan.






