Mengurai Kemacetan, Menganyam Ekonomi: Usulan KA Komuter Probolinggo-Surabaya PP yang Dinantikan
Berita Probolinggu– Setiap pagi, sebuah ritual urban berlangsung di Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo. Ratusan warga berduyun-duyun menyerbu bus-bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang akan melaju menuju Surabaya. Pemandangan yang sama terlihat pada sore dan malam hari, ketika mereka yang pulang bekerja berjuang mendapatkan tempat duduk untuk kembali ke Probolinggo. Arus mobilitas yang tinggi antara kedua kota ini adalah bukti nyata dari integrasi ekonomi yang erat di wilayah Gerbangkertosusila. Kini, sebuah angin segar berhembus dari Balai Kota Probolinggo: sebuah usulan perpanjangan rute Kereta Api Komuter dari Pasuruan-Surabaya menjadi Probolinggo-Surabaya Pergi Pulang (PP).
Sebuah Usulan Strategis untuk Menjawab Kebutuhan
Usulan visioner ini secara resmi disampaikan oleh Walikota Probolinggo, dr. Aminuddin, pada Kamis, 4 September 2025. Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo bersiap untuk segera menandatangani dokumen usulan tersebut, sebagai langkah formal untuk mewujudkannya.
“Nantinya setelah ditandatangani, rute kereta api tersebut tidak lagi berhenti di Stasiun Pasuruan sebagai stasiun akhir, namun akan berhenti di Stasiun Probolinggo,” jelas Walikota Aminuddin.
Baca Juga: Malam Menjadi Momok Warga Pacewetan Tolak Melintas Akibat Jalan Berlubang
Ini berarti, peta transportasi komuter di Jawa Timur akan mengalami transformasi signifikan. Rute yang selama ini hanya melayani koneksi Pasuruan dengan ibu kota provinsi akan diperpanjang lebih ke timur, menjangkau populasi yang lebih besar dan membuka aksesibilitas yang lebih luas.
Potensi Penumpang dan Dampak Multiplier yang Luar Biasa
Sebuah angka yang disebutkan oleh Walikota Aminuddin sangatlah mencengangkan: terdapat potensi 1.200 penumpang dari Surabaya dengan tujuan Pasuruan. Angka ini belum termasuk penumpang dari Probolinggo sendiri yang jumlahnya diperkirakan bisa sama atau bahkan lebih besar. Para calon penumpang ini berasal dari latar belakang kebutuhan yang beragam, mulai dari pekerja komuter, mahasiswa, pelaku usaha, hingga keluarga yang hendak berwisata.
Namun, manfaatnya jauh melampaui sekadar angka penumpang. Walikota Aminuddin menekankan akan adanya multiple effect atau efek berantai yang akan mengangkat perekonomian warga Probolinggo.
1. Transportasi: Keberadaan KA Komuter akan menjadi tulang punggung transportasi massal yang andal, mengurangi ketergantungan pada transportasi jalan raya yang rentan macet, terutama di ruas jalan nasional yang sering menjadi bottleneck.
2. Pariwisata: Surabaya adalah pasar wisata yang sangat besar. Dengan adanya transportasi yang nyaman, terjadwal, dan bebas macet, warga Surabaya akan lebih tertarik untuk menghabiskan akhir pekan di destinasi wisata Probolinggo, seperti Gunung Bromo (via Cemorolawang), Wisata Bentar Beach, atau menikmati kuliner khasnya. Stasiun kereta akan menjadi gerbang wisata yang baru.
3. Kuliner: Geliat ekonomi kreatif, terutama UMKM kuliner, akan mendapat suntikan besar. Pedagang oleh-oleh khas Probolinggo seperti jenang pisang, nasi pecel, atau makanan ringan lainnya akan lebih mudah dijangkau dan dibawa pulang oleh para penumpang kereta.
4. Pengurangan Beban Jalan Raya: Ini adalah manfaat sistemik. Dengan beralihnya sebagian besar penumpang bus ke kereta, beban jalan raya Surabaya-Pasuruan-Probolinggo akan berkurang. Ini berarti pengurangan kemacetan, polusi udara, dan biaya pemeliharaan jalan.
Suara Rakyat: Antusiasme yang Tinggi
Respons dari masyarakat Probolinggo sangat positif. Ali, seorang pekerja swasta asal Probolinggo, menyuarakan apa yang dirasakan banyak orang: “Saya biasa naik bus untuk sampai di Surabaya. Kalau perjalanan lancar mungkin 2-3 jam, tapi kalau macet bisa lebih lama. Itu sangat melelahkan. Kalau nanti ada KA komuter yang pasti waktunya dan lebih nyaman, saya akan beralih naik KA.”
Sentimen ini menggambarkan keinginan akan sebuah moda transportasi yang terprediksi, nyaman, dan efisien. Kereta api menawarkan itu semua. Penumpang bisa memanfaatkan waktu perjalanan untuk bekerja, beristirahat, atau sekadar bersantai, alih-alih stres mengemudi atau duduk dalam bus yang terjebak macet.
Tantangan dan Timeline Realisasi
Walikota Aminuddin juga bersikap realistis dengan menyatakan bahwa perpanjangan rute KA komuter ini masih dalam proses kajian mendalam. Beberapa hal yang perlu dikaji oleh PT KAI dan Kementerian Perhubungan meliputi:
-
Ketersediaan Sarana dan Prasarana: Apakah jumlah rangkaian kereta yang ada cukup untuk menambah jarak tempuh? Apakah perlu penambahan gerbong? Bagaimana dengan kondisi jalur dan sinyal hingga ke Stasiun Probolinggo?
-
Jadwal dan Headway: Seberapa sering kereta akan beroperasi? Untuk menjadi pilihan utama, frekuensinya harus tinggi, misalnya setiap 30-60 menit sekali.
-
Integrasi Tiket dan Moda Transportasi: Bagaimana integrasi sistem tiketnya? Apakah akan menggunakan sistem yang sama dengan komuter Surabaya? Yang tak kalah penting adalah penyediaan angkutan feeder (penghubung) dari pusat kota ke Stasiun Probolinggo dan dari stasiun-stasiun di Surabaya ke tujuan akhir penumpang.
Diharapkan, setelah semua kajian dan persiapan administratif rampung, realisasi perpanjangan rute ini dapat dinikmati oleh publik pada tahun 2026.
Sebuah Lompatan ke Depan bagi Wilayah Timur Gerbangkertosusila
Usulan perpanjangan KA Komuter Probolinggo-Surabaya PP bukan sekadar kebijakan transportasi biasa. Ini adalah sebuah investasi besar dalam konektivitas, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat.
Kebijakan ini merepresentasikan pemikiran visioner yang memahami bahwa masa depan mobilitas terletak pada transportasi massal yang terintegrasi dan berkelanjutan. Jika terwujud, kereta komuter ini akan menjadi urat nadi baru yang menyatukan denyut ekonomi Surabaya dengan potensi dan semangat warga Probolinggo, menciptakan sebuah simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan dan membawa kemajuan bagi seluruh wilayah timur Jawa Timur. Masyarakat pun menanti dengan harap, siap untuk beralih dari kemacetan menuju perjalanan yang lebih pasti dan nyaman.





